Friday, May 11, 2018

Bus Vintage TransJakarta Kecelakaan Supir Tewas

PT Transportasi Jakarta meluncurkan dua bus vintage series di Balai Kota DKI Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, Rabu (19/10/2016). Direktur Paling utama PT Transportasi Jakarta Budi Kaliwono menyebutkan, bus ini untuk kembali kenang kejayaan bus Pengangkut Penumpang Djakarta (PPD). " Ini yaitu bentuk kami kembali kenang peranan PPD ketika mereka masih tetap dapat melayani masyarakat Jakarta, " tutur Budi di Balai Kota DKI Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, Rabu (19/10/2016).

Bus ini mempunyai desain mirip bus PPD saat itu. Diluar itu, ada mobil Transjakarta Cares yang dikhususkan untuk warga penyandang disabilitas. Mobil ini juga akan menjemput warga penyandang disabilitas yang menginginkan naik bus transjakarta. Beberapa penumpang memakai Bus Vintage Transjakarta jadi angkutan umum di halte Busway Blok M, Jakarta Selatan. Minggu (27/11/2016).

Bus Vintage Transjakarta di buat untuk kembali kenang kejayaan bus Pengangkut Penumpang Djakarta (PPD). Nanti, mereka dapat pesan mobil Transjakarta Cares untuk mengantarkan mereka ke halte transjakarta ramah disabilitas paling dekat. Ada pula 116 bus transjakarta baru yang di luncurkan hari ini. Bus itu terbagi dalam 100 unit bus single 12 mtr., 3 unit bus jenis lower deck, 1 unit bus medium ukuran 10 mtr., 8 unit bus maxi punya operator Mayasari Bhakti, serta 4 unit bus tingkat hibah.

Baca Juga : Harga Tiket Bus Sugeng Rahayu

Satu diantara Bus Vintage Transjakarta tampak menuju halte Busway Blok M, Jakarta Selatan. Minggu (27/11/2016). Bus Vintage Transjakarta di buat untuk kembali kenang kejayaan bus Pengangkut Penumpang Djakarta (PPD). (KOMPAS. com/ANDREAS LUKAS ALTOBELI) Disamping itu, Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menyebutkan, semuanya bus yang beroperasi di Jakarta mesti memakai merk dengan kwalitas internasional.

Dahulu, bus PPD telah memakai merk Mercedes Benz. Basuki tidak mau bus untuk warga Jakarta sekarang ini malah datang dari merk tidak populer yang gampang rusak. " Th. 1960-an bus kita semuanya Mercedes, masak saat ini gunakan merk 'Ahok'. Itu namanya kemunduran, " tutur Basuki.

Situasi duka menyelimuti satu tempat tinggal di Sumber Jetis, RT 3 RW 7, Kelurahan Sumber, Banjarsari, Solo, Kamis (31/8/2017) malam. Yang memiliki tempat tinggal ini yaitu Misdi (51), sopir bus patas PO Eka jurusan Surabaya-Magelang. Bapak tiga anak itu wafat Kamis awal hari. Dia disangka kehabisan darah sesudah terluka terkena lemparan batu dibagian kaki waktu mengemudi. Satu per satu tetangga tempat tinggal berdatangan sesudah shalat Isya, mereka ikuti tahlilan dirumah yang simpel itu.

Nanik, istri Misdi, kadang-kadang menyeka air mata saat menyongsong uluran tangan peserta tahlil yang mengajaknya bersalaman. Air matanya berlinang waktu beberapa tamu itu mulai mengaji, mendoakan Misdi. Kadang-kadang dia lirih melafalkan ayat-ayat suci. Sesudah tahlilan usai serta tetangga pamitan pulang, awalilah Nanik bertutur tentang peristiwa yang menerpa suaminya. Musibah ini berlangsung waktu Misdi mengemudikan bus dari Surabaya ke Magelang lewat Yogyakarta.

Baca Juga : Harga Tiket Bus Bejeu

" Awalannya saya menelepon suami hari Kamis, jam 01. 30 pagi. Beliau masih tetap ada di Mantingan, Ngawi, saat itu. Saya tidak miliki firasat apapun. Cuma saja saya tidak dapat tidur, " ungkap Nanik. (Bacalah juga : Sopir Bus Pariwisata Ngawi Diketemukan Tewas dalam Tempat Duduk) Sekitaran jam 03. 00, lanjut dia, Misdi balik meneleponnya. " Saat itu beliau 1/2 berteriak di hape, 'Aku disawat (saya dibuang batu). Peristiwanya di Masaran, Sragen, ' " tutur Nanik menirukan omongan Misdi.

Terasa cemas, Nanik segera ajukan pertanyaan pada suaminya tentang ukuran batu itu. " Besar, terkena kaki saya, " tuturnya mengulangi nada Misdi di telepon. Tetapi, sang suami menyebutkan baik-baik saja hingga tidak ada yang butuh di kuatirkan. Walau terasa gundah, Nanik berupaya tenang mendengar pengucapan itu. " Dia katakan masih tetap dapat nyopir, " terang Nanik seraya menyeka air mata memakai tisu.

Dalam kondisi terluka, Misdi masih tetap dapat membawa bus itu ke Terminal Tirtonadi, Solo. Tanpa ada menyembuhkan luka, dia lalu mengambil keputusan pulang ke tempat tinggal. " Sesudah semuanya penumpang dioper ke bus beda, suami saya membawa bus hingga ke depan gang menuju tempat tinggal. Hingga gang itu kurang lebih 1/2 4 pagi, " lanjutnya. Nanik yang waktu itu coba terbangun kaget mendengar teriakan beberapa tetangga menyebut namanya.

Mereka kebetulan tengah tidur sampai larut malam. Tidak memedulikan apapun, Nanik segera lari ke bus itu. " Hingga didalam bus, saya saksikan suami telah bertumpu ke setir bus, " katanya. Walau pernah dibawa ke Tempat tinggal Sakit Panti Waluyo Solo, nyawa Misdi tidak dapat diselamatkan. Almarhum lalu dikubur di Taman Pemakaman Umum Boto, Jetis, Kamis jam 13. 00. " Suami saya kehilangan banyak darah sepanjang di perjalanan dari Sragen hingga ke gang depan tempat tinggal, " tutur Nanik.

Baca Juga : Harga Tiket Bus Sinar Jaya

Dia menerangkan, sepanjang hidup Misdi tidak sempat mempunyai musuh. Demikian halnya sepanjang jadi sopir bus mulai sejak 1989 atau 28 th. kemarin. " Beliau sangat baik orangnya. Saya tidak percaya bila miliki musuh. Pelemparan batu itu telah kehendak Yang Maha Kuasa, " papar Nanik terisak. Nanik mengakui tidak punya niat memberikan laporan peristiwa ini ke polisi. " Saya tidak punya niat melapor karna beberapa puluh th. jadi sopir bus, pelemparan itu beberapa kali sudah berlangsung.

Itu telah kehendak Allah, saya ikhlas, " katanya. Rekan-rekan kerja Masdi telah datang melayat pada Kamis sore. Nanik mengatakan manajemen PO Eka nampaknya akan tiba pada Jumat besok. Insiden pelemparan batu ini jadi viral sesudah diupload dalam status yang memiliki account Abu Shoffiyah Nurdin di Facebook. Yang memiliki account ini mengunggah keadaan bus Eka berpelat nomor S7331US yang dikemudikan Misdi sesudah terserang lemparan batu. Kaca depan persis dimuka kursi pengemudi bolong besar.

No comments:

Post a Comment