Thursday, October 3, 2019

Bupati Akui Tak Tahu Lahan Perusahaan Malaysia Terbakar di Pelalawan

Bupati Pelalawan, Riau, Muhammad Harris, selesai jalani kontrol di Bareskrim, Mabes Polri, sepanjang 8 jam. Harris akui tidak tahu ada kebakaran tempat di PT AD, perusahaan kelapa sawit punya masyarakat Malaysia, yang berada di daerah administrasinya.

"(Diminta) info benar tidak kebakaran disana, berapakah (luas) wilayah yang kebakaran, apa langkah yang diambil. Hanya kan saya jawabnya pertama-tama kita melakukan perbuatan, ke-2 mungkin jika perusahaan tersangkut PT AD, itu kebakaran di daerah ia," kata Harris selesai jalani kontrol di Bareskrim, Mabes Polri, Jalan Trunojoyo, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Kamis (3/10/2019).



Harris akui sudah jalankan kewajibannya mengamati lahan-lahan perkebunan di Pelalawan. Tetapi ia seolah memvisualisasikan kerepotan dengan adanya banyak tempat yang terbakar.

"Kita telah kerjakan itu, mengamati. Tetapi kebakaran itu bukan satu wilayah, semua wilayah kebakaran. Ini permasalahan PT AD itu jika ia kebakaran di tempat ia. Kita sendiri tidak paham," papar Harris.

Baca Juga : Cara Menghitung

Harris mengemukakan PT AD mengurus tempat seluas 12.600 hektare. Serta ruang PT AD yng terbakar terletak ditengah-tengah belasan ribu hektare tempat itu. "Luas lahannya kan 12.600 hektar. Ia di tengahnya," tambah ia.

Harris mengutarakan laporan pengendalian tempat yang dikendalikan PT AD ke Pemkab Pelalawan sampai kini baik, terkecuali dalam masalah kebakaran tempat ini.

"Lihat keadaan, jika itu di luar kebakaran, itu ia bagus. Tetapi dalam berlangsungnya persoalan kebakaran beda ," sambung Harris.

Harris juga menampik wilayahnya disebutkan penyumbang hot spot paling banyak dalam musibah kebakaran rimba serta tempat di Riau tahun ini. Menurutnya, Pelalasan disorot sebab bersisihan dengan Pekanbaru, ibu kota Riau.

"Bukan (wilayah penyumbang hot spot paling banyak. Paling dekat dengan daerahnya, Pekanbaru. Jika wilayah yang paling banyak bukan wilayah kita yang paling banyak," sangkal Harris.

Pagi barusan, Harris menyanggah izin PT AD diedarkan faksinya. Ia menjelaskan yang menerbitkan izin ialah kementerian, tetapi ia tidak mengatakan nama kementerian yang ia tujuan.

"Kita kan perizinannya itu kan istilahnya apa tuch, izinnya dari kementerian, tidak dari kita. Itu dulukan ada satu referensi tahun 2006, tetapi diteruskan dengan pelepasan lokasi saat itu," jelas Harris.

Harris menjelaskan ia sendiri baru tahu terdapatnya kebakaran tempat di PT AD dari faksi kepolisian. Diakuinya tidak tahu sebab repot mematikan kebakaran di tempat lain.

"Saya saja baru mengetahui dari orang Mabes juga. Itu kan kebakaran di kebun ia. Kita repot mematikan lainnya," kata Harris.

Dalam masalah ini, Bareskrim Polri berencana kontrol pada Harris pada 27 September tempo hari. Tetapi Harris minta penjadwalan lagi kontrol ini hari.

Awalnya, Direktur Tindak Pidana Tersendiri Bareskrim Polri Brigjen Fadil Imran menyebutkan pemanggilan Harris sebab di daerahnya ada beberapa titik api serta tempat yang terbakar lumayan luas. Polisi buka kesempatan menyebut kepala wilayah lain bila infonya diperlukan.

"Hotspot-nya banyak disana (Pelalawan), tempat yang terbakar banyak. Kita tahu Pak Presiden 2 kali ke Pelalawan," kata Fadil di Bareskrim Polri, Jalan Trunojoyo, Jakarta Selatan, Senin (30/9).

Sumber : http://carahitung.net/

No comments:

Post a Comment